Monitoring Demplot Teknologi Tumpangsari Jagung-Kedelai Mendukung Program Swasembada Kedelai
Kepala Pusat BRMP Tanaman Pangan Dr. Ir. Haris Syahbuddin, DEA, bersama Kepala BRMP Aneka Kacang Dr. Nur ’Aini Herawati, S.Si., M.Sc. dan tim melakukan monitoring kegiatan demonstrasi plot (Demplot) Teknologi Tumpangsari Jagung-Kedelai Mendukung Program Swasembada Kedelai pada Kamis (25/09/25) di Kelompok Tani “Sembodo Makmur” Desa Tingkis, Kec. Singgahan, Kabupaten Tuban yang merupakan salah satu sentra pertanaman jagung dan kedelai di Provinsi Jawa Timur.
Kegiatan tersebut merupakan kegiatan kemitraan kolaborasi antara BRMP Tanaman Aneka Kacang dengan BRMP Jawa Timur. Program swasembada kedelai di Indonesia membutuhkan peningkatan luas tanam dan produktivitas kedelai. Demplot tumpangsari jagung-kedelai menjadi salah satu teknologi yang dapat meningkatkan produksi per hektar secara berkelanjutan.
Pemerintah mendorong kolaborasi pengembangan teknologi ini untuk mengurangi ketergantungan impor kedelai dan memperkuat ketahanan pangan nasional. Kegiatan monitoring dilakukan sebagai bentuk pengawalan dan evaluasi pada lahan percobaan yang menggabungkan penanaman jagung dan kedelai secara bersamaan untuk mendukung program swasembada kedelai.
Terdapat 5 model pola tumpangsari yang diterapkan berdasarkan proporsi populasi jagung-kedelai terhadap tanaman monokultur. Lima model tersebut yaitu model tumpangsari jagung-kedelai dengan rasio 30%:70%, 40%:60%, 50%:50%, 60%:40%, 70%:30%.
Kegiatan monitoring bertujuan untuk memastikan pelaksanaan teknologi tumpangsari berjalan optimal, termasuk pengaturan jarak tanam, penggunaan varietas unggul, pemupukan berimbang, pengendalian gulma serta pengendalian hama dan penyakit. Melalui demonstrasi lapang diharapkan teknologi bisa disosialisasikan dan diterapkan lebih luas.
Pengawasan dan evaluasi demplot teknologi tumpangsari jagung-kedelai adalah langkah strategis dalam memastikan keberhasilan program swasembada kedelai dengan mengoptimalkan produksi lahan. Kegiatan monitoring ini penting dilakukan secara rutin agar program tumpangsari jagung kedelai dapat berjalan optimal disamping untuk mengedukasi petani agar dapat mengambil peluang untuk meningkatkan efisiensi lahan. — Nur ’Aini Herawati, Sri Wahyuningsih, Herdina Pratiwi